Rabu, 19 November 2008

APAKAH TUHAN ITU?


 


 


 


"Quia de deo scire non possomus quid sit,
sed quid non sit, non possomus considerare de deo,
quomodo sit sed quomodo non sit."                                                                                                                      
 (Thomas Aquinas, Summa Theologica)


"Karena kita tidak dapat mengetahui apakah Tuhan itu,
dan kita hanya dapat mengetahui apakah yang bukan Tuhan,
dan kita hanya dapat membicarakan yang bukan Tuhan itu."                                                                               
(diterjemahkan Anthony de Mello,S.J.,AWARENESS)


 


"Atthi bhikkhave ajatam abhutam akatam asankhatam,
no cetam bhikkhave abhavisam abhutam akatam asankhatam,
nayidha jatassa bhutassa sankhatassa nissaranam pannayetha.
Yasma ca kho bhikkhave atthi sankhatassa nissaranam pannaya'ti."                                                                                                             
(Buddha Gautama, Sutta Pitaka, Udana VIII: 3)


"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."                                                                                                                            
(diterjemahkan Cornelis Wowor,M.A.)


 


"Om Bhurbhuvah Svaha
                                                              
Tat Savitur – Varenyam
                                                         
Bhargo Devasya Dheemahi
                                                      
Dhiyo Yo Nah Prachodayat"                                                                                                                     
(Veda, Gayatri Mantra)


"Wahai Cahaya Ilahi Yang Menerangi Alam Semesta,
terangi pula pikiranku,
sehingga aku dapat memilah
mana tindakan yang tepat dan mana yang tidak tepat."                                                                                    
(Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 3, ATISHA)


 


"TAO yang dapat disuarakan
bukanlah TAO yang abadi.                                            
Nama yang dapat diungkapkan
bukanlah nama yang abadi.                                        
Tidak bernama adalah awal Surga dan Bumi.                                     
Yang bernama adalah ibu dari sepuluh ribu sesuatu.                                            
Renungkan ke-"tiada"-an
untuk melihat misterinya.                                                
Renungkan ke-"berada"-an
untuk melihat manifestasinya.                                         
Keduanya datang dari sumber yang sama
tetapi mempunyai nama yang berbeda.                         
Dari segala sesuatu yang dalam,
mereka adalah yang terdalam;                                     
Gerbang semua misteri                                                    
Kebajikan tertinggi bagaikan air,                                     
Menguntungkan sepuluh ribu tanpa berjuang.                                
Mengalir di tempat rendah yang ditolak manusia"                                                                                                    
(Lao Tzu, Tao Te Ching)                                                 
diterjemahkan Chin Ning Chu, The Asian Mind Games)


 

"
Hanyalah apabila tidak terdapat khayalan,
maka "apa adanya" adalah keramat.

Apabila tidak ada ilusi, maka "apa adanya" adalah Tuhan
atau nama lain apa pun yang bisa digunakan."                                                                     
(J. Krishnamurti, The Urgency of Change)


 


"Kita tidak perlu memperdebatkan mengenai suatu kata, karena "Tuhan" hanyalah suatu kata, suatu konsep. Seseorang tidak pernah berdebat mengenai realitas; kita hanya berdebat mengenai pendapat-pendapat, mengenai konsep-konsep, mengenai penilaian-penilaian. Lepaskan diri Anda dari konsep-konsep, lepaskan diri Anda dari pendapat-pendapat, lepaskan diri Anda dari prasangka-prasangka, lepaskan diri anda dari penilaian-penilaian, dan Anda akan melihat realitas yang sesungguhnya."                                                                                                     
(Anthony de Mello,S.J., AWARENESS)


 


Yang Benar selalu Ada.                                                        
 Yang tidak benar, tak pernah ada.                                            
 Para bijak menyadari Kebenaran Mutlak di balik kedua-duanya.


Yang melingkupi segala sesuatu,
Yang melingkupi Alam semesta ini,
hanya Ia yang tak pernah musnah             
karena memang tidak ada yang dapat memusnahkannya.


Ia yang tak termusnahkan itu pula yang menempati raga kita, badan kita yang sesaat ada, sesaat tidak ada.


Ia yang menganggapnya sebagai pembunuh dan ia yang menganggapNya terbunuh -                     kedua-duanya dungu, karena Dia tak pernah membunuh, juga tidak pernah terbunuh.

Dia tidak pernah lahir, Dia tadak pernah mati pula. Penciptaan dan pemusnahan tidak terjadi dalam DiriNya.        Tak terbataskan oleh kelahiran dan kematian, Kekal Abadi, Langgeng, dan Yang Selalu Ada - Dia tidak ikut musnah dengan raga.


Ia yang mengenal Dia, sebagai Yang Tak Termusnahkan, Abadi, Tak Terlahirkan dan Tak Berubah  bagaimana ia dapat membunuh seseorang dan bagaimana pula dapat menjadi sebab pembunuhan ?

Ibarat seseorang melepaskan pakaian lama dan memakai pakaian baru, begitu pula Dia menanggalkan badan yang lama dan memasuki badan yang baru.

Senjata tidak dapat membunuhNya, Api tidak dapat membakarNya, Air tidak dapat membasahiNya, dan Angin tidak dapat mengeringkanNya.

Dia tidak dapat dilukai ataupun dibakar.                                                    

Dia tidak dapat dibasahi atau dikeringkan.                                                 

Ketahuilah bahwa Dia Abadi AdaNya – Maha Ada, Tak tergoyahkan, Tak berubah.                         Dia berada untuk selama-lamanya.

Dia disebut Tidak Nyata (sehingga tidak dapat dirasakan oleh panca indera), tidak dapat dipikirkan dan tidak akan pernah berubah. Oleh karenanya, wahai Arjuna, jangan menangisiNya!                             

Seandainya kau anggap Dia berulang kali lahir dan mati, terus-menerus, tanpa henti, tetap juga wahai Arjuna, layaknya kau tidak menangisi Dia.

Ia yang mati harus mati, ia yang mati harus lahir. Jangan gelisah, karena hukum ini memang tak terelakkan.

Makhluk-makhluk yang kau lihat ini, wahai Arjuna, pada awal mulanya Tak-Nyata, pada masa pertengahan terasa Nyata, dan pada akhirnya menjadi Tak-Nyata lagi. Lantas, apa gunanya kau bersedih hati?

Ada yang terpesona oleh keajaibanNya,                                                    

Ada yang mengatakan betapa agungNya Dia,

Ada yang mendengar betapa ajaibNya Dia,

Namun tak seorang pun yang memahamiNya.

Dia yang menghuni badan kasar ini tidak akan pernah terbunuh.

Oleh karena itu, jangan gelisah!                                                                                 
(Anand Krishna, Bhagavad Gita bagi Orang Modern, SAMKHYA YOGA)


 

"hidup tanpa roh,kuasa tanpa alat, tanpa awal tanpa akhir, tak kenal siapa maka tak kenal jaman maupun perhentian, tak berarah tak bertempat, jauh tak terbatas dekat tak tersentuh, tak di luar tak di dalam, halus tak terpungut, besar tak teraba, bukan wanita bukan laki-laki, bukan siang bukan malam, tak bisa dikira."                                             
(masyarakat Jawa Tengah, gambaran tentang Pangeran)


 


 

Saya tidak akan menambahnya lagi dari opini-opini mayoritas yang Anda dan saya sudah biasa mendengarkannya dari mana-mana. Saya tidak bermaksud menantang atau menentang otoritas-otoritas lembaga religius tertentu, karena saya bermaksud mengungkapkan opini saya saja berdasarkan sumber-sumber yang cocok dengan hati nurani saya. Saya juga tidak bermaksud membenarkan opini saya ini, Anda sendiri yang bisa memahami dan menilainya.

Jika Anda masih bingung dengan yang saya maksud, maka saya menghimbau Anda untuk:


Jangan menerima sesuatu hanya karena wahyu                                            


Jangan menerima sesuatu hanya karena tradisi yang turun-temurun


Jangan menerima sesuatu atas dasar kabar angin


Jangan menerima sesuatu hanya karena sesuai dengan kitab suci


Jangan menerima sesuatu hanya karena berdasarkan logika


Jangan menerima sesuatu hanya karena pertimbangan nalar


Jangan menerima sesuatu hanya karena sesuai dengan gagasan


Jangan menerima sesuatu hanya karena kesaksian dari orang-orang yang dipercaya


Jangan menerima sesuatu hal karena itu disampaikan oleh pemuka-pemuka agama yang dihormati


Tetapi setelah diamati dan diperiksa dengan teliti,
ketika Anda temukan hal itu sesuai dengan pemahaman,
berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan semua orang,
maka terimalah dan laksanakan dalam hidup Anda.                                             


 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tuhan adalah teman semedi manusia...tuhan adl kekasih terpaling jujur dan setia...tuhan seperti teman dlm suka duka maupun bahagia..tuhan adl org tua yg bijaksana...lalu knp kita sll menjauh dgn tuhan...karna byk org telah merusak citra tuhan itu sendiri

 

ShoutMix chat widget