Kamis, 11 Desember 2008

K A R M A


 


 

Account    illumination


 

                    Oleh: M.C.


 

Anggaplah bersama-sama saya bahwa hidup seseorang ialah suatu tali yang membentang dari Keabadian sampai ke Keabadian, dan tidak mempunyai ujung pangkal dan tiada permulaan, tali itu juga tidak dapat diputuskan.

Tali ini dibentuk dari benang-benang halus yang amat banyak, yang terjalin sangat rapat, membentuk ketebalannya.

Benang-benang ini tidak berwarna, sempurna dalam kualitasnya, dilihat dari kelurusan, kekuatan, dan ratanya permukaan benang itu.

Tali ini, melalui sebagaimana layaknya melintasi semua tempat-tempat, menderita insiden yang ganjil.

Selembar benang seringkali tertangkap dan menjadi tersangkut, atau barangkali hanya tertarik keluar secara paksa dari keselarasannya.

Kemudian, untuk suatu waktu yang lama dia menjadi kusut dan dia mengacaukan semuanya.

Kadang-kadang seseorang ternoda dengan kotoran atau warna, dan bukan saja noda itu merambat lebih jauh dari tempat yang ternoda itu, tetapi dia melunturkan benang-benang lainnya.

Dan ingatlah bahwa benang-benang itu hidup - seperti kawat listrik, terlebih lagi, seperti urat-urat saraf yang bergetar.

Lalu, berapa jauhkah noda itu menyebar, bilur miring itu harus diberitahukan!

Tetapi akhirnya tali yang panjang itu, benda-benda yang hidup di dalam hubungan yang sambung menyambung itu membentuk sang individu, melintasi bayang-bayangan ke dalam cahaya.

Kemudian benang-benang itu tidak transparan lagi, tetapi berwarna keemasan, sekali lagi benang-benang itu terletak bersama-sama, rata.

Sekali lagi harmoni telah didirikan di antara mereka; dan dari harmoni yang berada di dalamnya; harmoni yang lebih besar lagi dapat dirasakan.

Contoh ini menunjukkan suatu bagian kecil saja – suatu segi tunggal dari sang kebenaran itu; yaitu lebih kurang dari sebuah kutipan/fragmen.

Namun, renungkanlah padanya, oleh bantuannya anda dapat dituntun untuk merasakan lebih banyak lagi.

Yang perlu pertama-tama untuk mengerti adalah bukannya masa depan itu sekehendak hati dibentuk oleh perbuatan-perbuatan terpisah dari masa kini, tetapi bahwa keseluruhan dari masa depan itu di dalam hubungan yang kontinyu dengan masa kini, sebagaimana masa kini dengan masa lampau.

Pada satu tahapan/alam, dari satu sudut pandang, contoh tali ini benar.

Telah dikatakan ahwa suatu perhatian sedikit terhadap Kebatinan mmenghasilkan akibat-akibat karma yang besar.

Ini disebabkan adalah tidak mungkin untuk memberikan setiap perhatian terhadap Kebatinan tanpa membuat suatu pilihan pasti antara yang biasanya disebut baik dan buruk itu.

Langkah pertama dalam Kebatinan membawa sang siswa itu pada pohon dari pengetahuan.

Ia harus memetik dan makan, ia harus memilih. Tiada lagi ia arif terhadap kebimbangan dari kebodohan batin (ketidaktahuan) itu.

Ia pergi terus, baik pada sang jalan kebaikan atau pada jalan kejahatan. Dan untuk melangkahkan kaki secara pasti dan dengan sengaja bahkan hanya satu langkah pada salah satu jalan menghasilkan akibat-akibat karma agung.

Sejumlah besar manusia berjalan ragu-ragu, tidak pasti: seraya mereka itu menuju pada tujuannya; ukuran hidup mereka tidak pasti; karenanya karma mereka berjalan di dalam suatu cara yang kacau.

Tetapi bilamana sekali ambang pintu dari pengetahuan telah dicapai, kekacauan itu mulai berkurang dan akibatnya buah-buah karma bertambah membesar, sebab semuanya sedang berproses pada arah yang sama pada semua tingkat-tingkat/alam-alam yang berbeda itu, untuk praktisi kebatinan tidak dapat setengah hati, juga ia tak dapat kembali bilamana ia telah melewati ambang pintu itu.

Hal-hal ini tidak mungkin seperti halnya seseoarang harus menjadi anak kecil.

Kepribadian telah mendekati keadaan pertanggungjawaban yang disebabkan pertumbuhan; itu tidak dapat ditarik kembali dari situ.

Dia yang ingin lepas dari ikatan karma harus meningkatkan kepribadiannya keluar dari bayang-bayangan ke dalam cahaya, harus demikian mengangkat kehidupannya sehingga benang-benang ini tidak terkena kekotoran/ noda-noda benda duniawi, tidak menjadi demikian terikat sehingga ditarik miring.

Ia hanya mengangkat dirinya sendiri keluar dari daerah di dalam di mana sang karma itu bekerja.

Ia tidak meninggalkan kehidupan yang sedang dialaminya disebabkan hal itu. Tanah itu boleh jadi kasar dan kotor, atau penuh dengan bunga-bunga subur di mana tepung sarinya bernoda, dan dari benda-benda yang manis, yang melekat, dan menjadi terikat – tetapi di atas kepala selalu terdapat angkasa bebas.

Ia yang ingin menjadi tanpa karma harus melihat pada hawa udara untuk tempat tinggal dan setelah itu pada ether.

Ia yang ingin membentuk karma baik akan bertemu dengan banyak kekacauan dan di dalam usaha menaburkan biji subur untuk penuaiannya sendiri akan menanam seribu rumput-rumput, dan di antaranya rumput raksasa.

Inginkanlah untuk menabur bukan biji untuk penuaian anda sendiri; inginkanlah hanya menabur biji itu buah mana akan memberi makan pada dunia.

Anda adalah sebagian dari dunia di dalam memberikannya makanan anda memberi makan pada anda sendiri.

Namun di dalam hanya pikiran ini, di situ mengintai suatu bahaya besar yang mulai maju ke depan dan menghadap sang murid yang untuk sekian lamanya telah memikirkan dirinya sendiri bekerja untuk kebaikan, sementara di dalam jiwanya yang paling dalam itu ia telah merasakan hanya kejahata; bahwa ia telah memikirkan dirinya sendiri untuk bermaksud menjadi berguna besar terhadap dunia, sementara ia teus menerus secara tak sadar telah memeluk pikiran dari karma itu; dan keuntungan besar yang ia lakukan adalah untuk dirinya sendiri.

Seseorang dapat menolak untuk membiarkan dirinya sendiri untuk memikirkan tentang imbalan. Tetapi di dalam penolakan itupun telah terlihat fakta bahwa imbalan telah diinginkan.

Dan adalah percuma untuk sang siswa untuk berusaha belajar dengan perantaraan meneliti dirinya sendiri.

Sang jiwa harus terlepas dari kungkungan keinginan bebas. Tetapi hingga mereka menetap hanya pada keadaan itu di dalam di mana di situ tiada imbalan tiada hukuman, baik atau jahat adalah sia-sia yang diusahakannya.

Ia boleh jadi kelihatannya membuat kemajuan besar, tetapi pada suatu hari ia akan datang berhadapan muka dengan jiwanya sendiri, dan akan mengenal kembali bahwa ketika ia datang pada sang pohon pengetahuan itu ia memilih buah yang pahit dan bukan buah yang manis, dan kemudian tabir itu akan jatuh sama sekali, dan ia akan menyerahkan kemerdekaannya dan menjadi seorang budak dari sang keinginan.

Sebab itu berhati-hatilah, anda yang hanya berbelok menuju pada kehidupan daripada Kebatinan.

Pelajarilah sekarang bahwa tiada obat untuk keinginan, tiada obat untuk kecintaan terhadap imbalan, tiada obat untuk kesedihan dari kerinduan, terkecuali di dalam menetapkan dari penglihatan dan pendengaran terhadap itu yang tak tertampak dan tak bersuara.

Mulailah bahkan sekarang untuk mempraktekannya, dan dengan demikian seribu ular akan dihindarkan dari jalan anda.hiduplah dalam keabadian.

Berlakunya dari hukum-hukum karma sebenarnya tidak dapat dipelajari sehingga sampai sang siswa itu telah mencapai titik di mana mereka tiada lagi mempengaruhi dirinya sendiri.

Seorang yang telah mendapatkan diksa (pentahbisan/inisiasi) mempunyai hak untuk menuntut rahasia-rahasia dari alam untuk mengetahui aturan-aturan yang memerintah kehidupan manusia.

Ia mendapatkan hak ini dengan terlepas dari batas-batas dari alam dan oleh pembebasan dirinya sendiri dari aturan-aturan yang memerintah kehidupan manusia.

Ia telah menjadi suatu bagian yang dikenal dari unsur Ilahi dan tiada lagi terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat sementara itu.

Sebab itulah, anda yang menginginkan untuk mengerti hukum-hukum dari karma usahakanlah pertama-tama untuk membebaskan anda sendiri dari hukum-hukum ini; dan ini hanya dapat dilakukan dengan menetapkan perhatian anda kepada apa-apa yang tidak terpengaruh hukum-hukum itu.


 

            (Light on the Path)


Disadur dengan perubahan dari majalah TJAHAJA TRI-DHARMA no.7 tahun ke I (1970)

Tidak ada komentar:

 

ShoutMix chat widget